Melihat Tantangan Bangsa, Revolusi Mental Kian Dibutuhkan

Medan (04/12) – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan Revolusi Mental semakin dibutuhkan apabila melihat berbagai tantangan bangsa yang dihadapi saat ini.  Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) ini setidaknya mengandung nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong yang berbasiskan Pancasila.
 
“Kita sebagai bangsa harus terus tumbuh sebagai negara maju, modern, bermartabat dan sejahtera,” kata Muhadjir dalam acara kuliah umum Revolusi Mental di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Medan, Sumatera Utara , pada Jumat (4/12).

Muhadjir menyebut, semangat gotong royong harus selalu diutamakan dalam menghadapi problem kebangsaan, termasuk dalam mengatasi pandemi Covid-19 yang dialami seluruh dunia. Tiap anak bangsa mesti memiliki sifat saling tolong menolong, saling menghargai, dan bekerja secara kolektif.

Poin kedua, lanjut Muhadjir, adalah integritas seperti kejujuran, tanggung jawab dan menjadi seseorang yang dapat dipercaya  tidak kalah pentingnya dimiliki tiap orang.

Poin ketiga, yaitu etos kerja yang mengandung perilaku mandiri.  "Memiliki daya juang, daya saing dan inovasi,” ujar Muhadjir. 

Ia mengingatkan, Revolusi Mental merupakan gerakan yang semula dicanangkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1957. Bung Karno membuat gerakan tersebut dalam upaya mempercepat perubahan yang terjadi di Indonesia agar lekas mencapai cita - cita bangsa sesuai yg diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.
Pada Era pemerintahan Presiden Jokowi, Revolusi Mental menjadi sebuah Gerakan Nasional dengan diterbitkannya Inpres No.12 Tahun 2016 dan Kemenko PMK lah yang diamanahkan sebagai koordinatornya.

"Jadi kesimpulannya, Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) ini adalah suatu gerakan untuk berubah. Perubahan yang bersifat revolusioner. Cepat dan massif," tandasnya.
Sejauh ini, gerakan ini sudah dapat dinikmati masyarakat luas dan pengaruhnya bisa dikatakan signifikan. 

Dalam soal pendidikan misalnya, pemerintah fokus pada penumbuhan budi pekerti, dan pendidikan karakter peserta didik. Untuk layanan akses modal UMKM  di masa pandemi, pemerintah juga telah merancang Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah disalurkan ke 20 juta debitur per April 2020.
Adapun  capaian yang lain, di antaranya yakni pelayanan pendidikan belajar dari rumah, pembentukan 24 Mall Pelayanan Publik (MPP) Tahun 2020, bimbingan perkawinan pranikah, generasi bijak plastik, pemantapan karakter bangsa dan penguatan ideologi Pancasila serta program saber pungli. 

“Untuk memperkuat identitas bangsa,  memperkuat ideologi Pancasila merupakan hal yang penting sehingga dapat memelihara nasionalisme dan karakter bangsa,” kata Muhadjir. 
Sebagaimana diketahui, dalam revolusi mental terdiri dari lima gerakan, yaitu Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu.

Dalam acara tersebut juga dilakukan penyerahan dokumen kontrak kerjasama program pelaksanaan GNRM di Universitas Muhammadiyah,  Sumatera Utara, serta penyerahan bantuan secara simbolis 5.000 paket kepada Lazismu dan penyerahan Bantuan Sosial Tunai (BSNT) kepada  7.332 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Acara ini turut dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, Sabrina, Rektor UMSU, Agussani dan jajaran Kemenko PMK. 
 

Kontributor Foto: