Kemenko PMK Dorong Stakeholder Kompak Perkuat Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi

KEMENKO PMK – Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Warsito, menyampaikan apresiasi kepada seluruh stakeholder Pelaksanaan Vokasi dan menghimbau untuk selalu berjalan bersama, beriringan untuk menjalankan perannya masing-masing sesuai Stranas Vokasi (Permenko PMK Nomor 6 Tahun 2022).

"Prinsip dasar penyelenggaraan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi adalah berorientasi pada kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja (DUDIKA), dan kewirausahaan. Hal ini merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, DUDIKA, dan masyarakat," ujar Warsito dalam Rapat Koordinasi Refleksi Pelaksanaan Vokasi di Hotel Park Hyatt Jakarta pada Jumat (29/09/2023).

Lebih lanjut Deputi Warsito mengatakan bahwa lulusan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi sangat banyak jumlahnya, maka link and match dengan industri sangat diperlukan dan lulusan SMK pun harus diarahkan juga kepada wirausaha.

“Semua berjalan bersama untuk menjalankan tusinya menjalankan vokasi. Pagi ini kita merefleksikan dengan kacamata IHK Trier yang telah melaksanakan vokasi di berbagai provinsi dan KADIN merefleksikan vokasi di industri," imbuh Warsito.

Deputi Warsito menambahkan prinsip dasar penyelenggaraan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi adalah berorientasi pada kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, (DUDIKA) dan kewirausahaan. Untuk itu penyelenggarannya menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, DUDIKA, dan masyarakat. 

Hadir sebagai narasumber Vice president Director PT TMMIN Ketua Bidang Ketenagakerjaan DPN Apindo Bob Azam, Andreas Gosche (Kadin Trier Jerman), dan Asisten Deputi bidang Dikvoti Ahmad Saufi, selaku moderator dalam acara tersebut.

Pada kesempatan itu narasumber Vice president Director PT TMMIN Ketua bidang ketenagakerjaan DPN Apindo Bob Azam mengatakan Pendidikan vokasi, ada kekhususan: logistic, maintenance, produksi. Tiga bidang itu yang menyebabkan inefisiensi jika tiga bidang itu diperbaiki, maka hasilnya akan meningkat. "Saya berharap, pendidikan vokasi bisa menyelesaikan masalah industri dan memperkuat sistem investasi," ungkap Bob Azam.

Narasumber dari Ketua komite pengembangan dan pelatihan SDM, Apindo Lispiyatmini mengatakan untuk mewujudkan sistem pendidikan fokus pada strategi ke-4, Lulusan masih banyak yang mismatch, jadi pemagangan isinya bukan upskilling dan reskilling, tetapi banyak BLK lulusan dari SMK yang masuk untuk di skilling lagi. Karena lulusan SMK belum siap kerja, padahal SMK tujuannya untuk mempersiapkan siswa untuk siap kerja.

"Pastikan bahwa ada perubahan di dalam fokus pada SMK, dan memastikan bahwa sistemnya link dan match dengan DUDI. Kepala SMK yg ada di Indonesia harus punya mindset untuk mengikuti perkembangan teknologi di industri dan mau beradaptasi," ujar Lispiyatmi.

Kegiatan refleksi ini juga dihadiri oleh Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, BAPPENAS, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementerian Koperasi dan UKM, BNSP, KADIN, APINDO. 

Kontributor Foto:
Reporter: