Peduli Hingga Ujung Negeri: Kampanyekan Masker, Pantau Penyaluran Bantuan

Kupang (22/9) - Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) terus bergerak dalam meningkatkan pembangunan kualitas manusia Indonesia. Di tengah Pandemi Covid-19 seperti sekarang, peran tersebut makin sentral. 

Membawahi sejumlah kementerian, seperti Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Teringgal (PDT), dan Transmigrasi serta Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang notabene bersinggungan langsung dalam kebijakan penanganan Covid-19, Kemenko PMK gencar melakukan monitoring sekaligus sosialisasi masif. Yakni pemantauan penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLTDD) serta pembagian 24 ribu masker di sembilan titik kunjungan. 

Hal tersebut terlihat dalam giat bertajuk ‘Kemenko PMK Peduli Hingga ke Ujung Negeri’ yang dilaksanakan sejak Sabtu (19/9) hingga Kemarin (21/9). Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK, Mayjen (Purn) Dody Usodo melakukan safari ke sejumlah daerah di pelosok Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Tempat yang dikunjungi Dody di antaranya Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain di kawasan Jalan Raya Lintas Batas, Silawan, Tasifeto Timur, Kabupaten Belu. Di sana, pria yang juga pernah menjadi Komandan Resor Militer di NTT itu meninjau aktivitas di PLBN semejak Pandemi Covid-19. Mulai dari update perkembangan fasilitas PLBN, pengamanan batas dengan Timor Leste, hingga berbincang dengan para petugas dan aparat sekitar. 

“Ini adalah bentuk tanggung jawab kami. Sebagai Deputi yang bersinggungan langsung, kami harus memastikan kondisi daerah-daerah perbatasan seperti di PLBN tersentuh pemerintah,” ujar Dody melalui keterangan tertulisnya, Selasa (22/9).

Dody menjelaskan total ada 28 desa yang berada di titik perbatasan Indonesia-Timor Leste. Semenjak Covid-19, lanjut dia, mereka cukup terdampak lantaran minimnya aktivitas perekonomian. “Itu yang kemudian mendasari pemerintah langsung mengambil langkah cepat dengan program BLTDD. Sasarannya kepada desa-desa seperti di Kabupaten Belu,” jelas pria yang juga Ketua Umum Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) tersebut. 

Selepas berkeliling di PLBN Motaain. Dody berksempatan berbincang dengan sejumlah warga Desa Silawan dan Desa Sadi. Ada dua hal yang menjadi penekanannya selama bertatap muka dengan masyarakat setempat. 

Pertama ihwal penyaluran BLTDD. Dody memastikan kepada masyarakat bahwa program sosial itu disalurkan tepat sasaran kepada yang membutuhkan. Khususnya di daerah-daerah perbatasan. Kementeriannya berkomitmen dan melakukan penguatan koordinasi dengan pemerintah kota/kabupaten agar pelaksanaan penyaluran BLTDD berjalan lancar. 

“Kami paham semenjak Covid-19, ekonomi warga semakin sulit. Kita bersyukur Presiden kita (Joko Widodo) amat menaruh perhatian besar kepada masyarakat desa. Salah satunya BLTDD ini,” ujar Dody di hadapan warga Desa Silawan. 

Dalam kesempatan tersebut, Dody juga membagian bantuan masker kepada masyarakat. Tak hanya sampai itu, Dody juga memperagakan bagaimana penggunaan masker yang benar kepada warga. Menurutnya, masih banyak warga yang tak paham mengenai cara efektif menggunakan masker. 

“Misalnya soal durasi masker. Kalau masker bedah atau nakes (tenaga kesehatan), itu bisa bertahan sampai delapan jam. Sementara maskert kain tiga lapis seperti yang dibagikan, sekitar 4 jam,” jelas Dodi. 

Pun mengenai cara buka tutup masker. Dody berpesan kepada warga agar memperhatikan secara detail tentang bagaimana membuka masker yang tepat. “Cara yang benar (ketika membuka masker), dibuka dari telinga. Begitupula jika mau menutup. Bukan kemudian masker diturunkan langsung ke dagu,” tegas Dody. 

“Karena resiko terkena (virus Covid-19) justru besar. Sebab bagian dagu ke bawah tidak tertutup masker,” lanjut dia. 

Terakhir Dody mengingatkan agar masyarakat terus menjaga dan menguatkan protokol kesehatan. Dia mengajak masyarakat untuk menatap optimisme di tengah Pandemi Covid-19. “Kita harus yakin ini segera berakhir. Jangan pesimis, jangan putus asa,” tutup Dody.(*)